Langsung ke konten utama

Jurnal Kesehatan


Refleksi tentang jurnal kesehatan...

Selama kurang lebih tujuh bulan saya menulis jurnal kesehatan, ada dampak yang saya rasakan dan pengaruh dalam kehidupan saya. Dalam jurnal kesehatan, setiap harinya diwajibkan mencatat makanan yang kita makan pada pagi, siang dan malam hari beserta snack. Awalnya saya merasa malas, tetapi karena dorongan dari feedback ibu Mei di setiap refleksi jurnal, saya mulai lebih berusaha untuk memperbaiki pola makan saya. Dimulai dari mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan tetapi karena tidak biasa makan sayur sejak kecil, saya berusaha keras dan akhirnya di setiap minggu saya pasti mengkonsumsi sayuran seperti taoge, brokoli dan sayur putih. Buah-buahan, roti, dan biskuit juga sering saya jadikan snack ketika pulang sekolah.
Dalam jurnal kesehatan juga, exersice dan jam tidur beserta jam bangun kami wajib dicatat. Awalnya pada minggu pertama jurnal kesehatan, saya tidak melakukan satu exercise pun karena kebiasaan sejak kecil tidak biasa berolahraga kecuali di sekolah itu pun ketika pelajaran olahraga. Karena notes dari ibu Mei yaitu ‘no excuse’ untuk melakukan exercise saya pun mulai berusaha dan akhirnya ada progress. Dimulai dengan satu exercise dalam satu minggu sampai sekarang saya sudah melakukan lebih dari satu execise dalam seminggu. Sebelum ada jurnal kesehatan saya sering tidur larut malam karena menonton kdrama, mengerjakan tugas pada malam hari dan belajar dengan sistem kebut semalaman. Tetapi mulai adanya jurnal kesehatan saya lebih mementingkan jam tidur agar besok paginya tidak bangun kesiangan, tidak telat ke sekolah, dan tidak tidur di kelas.
Ini pengalaman pertama saya menulis jurnal kesehatan, dan bagi saya jurnal kesehatan sangat penting dan berdampak dalam pola makan, pola tidur dan pola olahraga saya. Dari awalnya saya tidak suka berolaraga, tidak suka mengonsumsi sayur, dan sering tidur larut malam, ketika ada jurnal kesehatan semuanya berubah dan saya mulai belajar menyukai itu karena dorongan dari kedua orang tua. Kegunaan jurnal kesehatan bagi saya yaitu sebagai catatan untuk melihat perkembangan saya dalam mewujudkan hidup sehat dan melakukan lebih baik lagi. Agar mengurangi kelupaan untuk menulis jurnal kesehatan setiap harinya, saya biasanya menulisnya di handphone dan pada rabu malam baru disalin ke dalam jurnal kesehatan. Jurnal kesehatan juga membuat saya lebih rajin mencatat, jujur dalam mengisi jurnal, berolahraga dan mengkonsumsi makanan yang sehat seperti sayuran dan buah-buahan. Manfaat jurnal kesehatan bagi saya yaitu saya bisa lebih banyak mengenal exercise yang sederhana dan melakukannya sendiri.
Harapan saya, saya bisa lebih lagi dalam melakukan exercise dan mengkonsumsi sayur-sayuran. Bagi saya, kegunaan, manfaat, pengaruh, dan dampak dari jurnal kesehatan sangat banyak tetapi dari kita bagaimana kita melakukannya dan mengerjakannya, semua tergantung dari kesadaran sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tenun NTT dari Timor Tengah Selatan

Motif-Motif Tenunan NTT  dari  Timor Tengah Selatan      Kabupaten Timor Tengah Selatan atau biasanya disingkat TTS adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Di kabupaten ini memiliki beragam motif tenunan yang berasal dari berbagai kecamatan atau desa. Setiap daerah memiliki motif dan ciri khas sendiri, karena itu NTT memiliki beragam corak atau motif yang membuat Indonesia, negeri kita kaya akan budaya, salah satunya tenun.      Melalui tenun, kita juga bisa mengenal orang-orang yang 'di balik layar' dengan susah payahnya menghasilkan tenun-tenun yang indah. Tak perlu jauh-jauh kita pergi ke daerah tersebut untuk mengenal lebih dekat, hari ini saya bertemu dengan dua orang penenun dari kabupaten TTS, mereka adalah Bapak Soleman Misa dan Bapak Markus Tanaim. Menurut mereka, kain tenun dari TTS, yang paling disukai yaitu buna krawang. Saya mengambil langsung foto mereka dengan selimut buna krawang. Penenun-penenun dari kab

Tenunan NTT dari Tanah Timor, Unik dan Menawan.

Menenun merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki orang NTT. Walaupun tidak semua orang NTT bisa menenun, tetapi menenun masih dilakukan di daerah-daerah yang mata pencahariannya masih bergantung pada hasil jual kain yang sudah mereka buat. Menenun yang kemudian menghasilkan sebuah atau beberapa kain dapat dikatakan tenunan. Proses pembuatannya bisa memakan waktu yang sangat lama sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun tergantung tingkat kesulitan, ukuran kain, banyaknya motif, dan bentuk kain tersebut. Bentuk tenunan NTT di semua daerah sama seperti di daerah Timor ada yang berupa selendang ( mau ana ), sarung ( tais ), dan selimut ( mau ). Daerah Timor yang saya maksud meliputi TTU (Timor Tengah Utara) dan TTS (Timor Tengah Selatan). Tenunan Timor biasanya disebut juga sebagai tenun buna karena kebanyakan motifnya berupa buna atau motif timbul. Selain itu, ada yang motifnya berupa sotis dan futus atau tenun ikat. Macam-macam motif dari Timor : 1. Dari Timor Teng

Buna Krawang, Menarik dan Unik.

'' Mengenal untuk mencintai  '' Di  kecamatan Nunkolo, kabupaten TTS, memiliki kebudayaan menenun. Ada banyak motif yang berasal dari daerah  tersebut, salah satunya krawang.  Ternyata, nama motif ini sangat unik yaitu ''krawang''.  Krawang berupa buna yaitu motifnya timbul dan warnanya yang color full. Bentuknya ada yang berupa selimut, sarung, dan selendang. Motif ini paling dikenali oleh para pencinta tenun karena motifnya yang menarik, warnanya yang color full, dan harganya terjangkau. Motif krawang memiliki ciri khas yaitu motif yang memiliki berbagai warna. Motifnya bercorak mengenai semua makhluk hidup dan beberapa benda di sekitar kita. Butuh waktu yang lama untuk menghasil satu kain tenun, bisa tiga bulan atau bahkan lebih ada juga yang mencapai satu atau dua tahun. Mengapa membutuhkan waktu yang sangat lama? Karena tenunan krawang merupakan tenunan tangan (handmade) tidak memakai mesin. Waktu yang lama juga, tergantung tingkat kesulit