Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Buna Krawang, Menarik dan Unik.

'' Mengenal untuk mencintai  '' Di  kecamatan Nunkolo, kabupaten TTS, memiliki kebudayaan menenun. Ada banyak motif yang berasal dari daerah  tersebut, salah satunya krawang.  Ternyata, nama motif ini sangat unik yaitu ''krawang''.  Krawang berupa buna yaitu motifnya timbul dan warnanya yang color full. Bentuknya ada yang berupa selimut, sarung, dan selendang. Motif ini paling dikenali oleh para pencinta tenun karena motifnya yang menarik, warnanya yang color full, dan harganya terjangkau. Motif krawang memiliki ciri khas yaitu motif yang memiliki berbagai warna. Motifnya bercorak mengenai semua makhluk hidup dan beberapa benda di sekitar kita. Butuh waktu yang lama untuk menghasil satu kain tenun, bisa tiga bulan atau bahkan lebih ada juga yang mencapai satu atau dua tahun. Mengapa membutuhkan waktu yang sangat lama? Karena tenunan krawang merupakan tenunan tangan (handmade) tidak memakai mesin. Waktu yang lama juga, tergantung tingkat kesulit

Tenunan NTT dalam Keindahan Bentuknya

''Tak kenal maka tak sayang'' Tenunan NTT memiliki warna dan bentuk yang beragam. Warna-warnanya ada yang berasal dari pewarna alam dan ada juga pewarna buatan seperti benang toko. Jika warna-warnanya dipadukan dengan benar, maka akan tercipta warna-warna yang memikat mata kita. Selain warna, ada juga bentuk.  Pada umumnya, bentuk dari tenunan NTT ada yang berupa selimut, sarung, dan selendang. Berbeda bentuk pasti berbeda kegunaan, ukuran, banyaknya motif, dan minat kita dengan kain tersebut. Banyak orang akan membeli suatu barang sesuai yang ia inginkan atau sesuai selera pembeli tersebut. Untuk itu mari kita lebih banyak mengenal agar tidak salah membeli atau menentukan pilihan kita. Bentuk-bentuk dari tenunan NTT : 1.  Selimut Selimut umumnya berbentuk kain besar yang memiliki untaian benang di ujung bawah dan atas kain tersebut. Disebut selimut karena bentuknya seperti selimut yang kita temui sehari-hari. Ukuran panjangnya berkisar antara 10

Jurnal Kesehatan

Refleksi tentang jurnal kesehatan... Selama kurang lebih tujuh bulan saya menulis jurnal kesehatan, ada dampak yang saya rasakan dan pengaruh dalam kehidupan saya. Dalam jurnal kesehatan, setiap harinya diwajibkan mencatat makanan yang kita makan pada pagi, siang dan malam hari beserta snack . Awalnya saya merasa malas, tetapi karena dorongan dari feedback ibu Mei di setiap refleksi jurnal, saya mulai lebih berusaha untuk memperbaiki pola makan saya. Dimulai dari mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan tetapi karena tidak biasa makan sayur sejak kecil, saya berusaha keras dan akhirnya di setiap minggu saya pasti mengkonsumsi sayuran seperti taoge, brokoli dan sayur putih. Buah-buahan, roti, dan biskuit juga sering saya jadikan snack ketika pulang sekolah. Dalam jurnal kesehatan juga, exersice dan jam tidur beserta jam bangun kami wajib dicatat. Awalnya pada minggu pertama jurnal kesehatan, saya tidak melakukan satu exercise pun karena kebiasaan sejak kecil tidak biasa b
Hi. Walaupun ini bukan post pertama saya, tetapi ini perkenalan pertama saya 😄. Perkenalkan, nama saya Jessica Delicia Allo, umur saya 15 tahun. Ini adalah blog pertama saya dan ini merupakan pengalaman baru yang saya dapatkan, mengenai membuat ataupun memposting di sebuah blog. Di blog ini, saya akan sering-sering post mengenai tenun NTT ataupun tugas-tugas sekolah yang menurut saya bisa dibagikan untuk teman-teman. Untuk membuat topik mengenai tenun NTT, saya belajar banyak dari kedua orang tua yang juga merupakan pengusaha kain tenun NTT dan beberapa pengrajin dan penenun yang datang ke toko. S emua postingan saya merupakan hasil dari pemikiran saya pribadi, masukan dari kedua orang tua dan informasi yang dibagikan oleh beberapa pengrajin dan penenun. Bagi saya, tenun NTT perlu dikenali semua orang melalui media-media informasi dan semoga blog saya sangat membantu terutama bermanfaat bagi semua orang. Thank you 😊

Tenun NTT dari Timor Tengah Selatan

Motif-Motif Tenunan NTT  dari  Timor Tengah Selatan      Kabupaten Timor Tengah Selatan atau biasanya disingkat TTS adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Di kabupaten ini memiliki beragam motif tenunan yang berasal dari berbagai kecamatan atau desa. Setiap daerah memiliki motif dan ciri khas sendiri, karena itu NTT memiliki beragam corak atau motif yang membuat Indonesia, negeri kita kaya akan budaya, salah satunya tenun.      Melalui tenun, kita juga bisa mengenal orang-orang yang 'di balik layar' dengan susah payahnya menghasilkan tenun-tenun yang indah. Tak perlu jauh-jauh kita pergi ke daerah tersebut untuk mengenal lebih dekat, hari ini saya bertemu dengan dua orang penenun dari kabupaten TTS, mereka adalah Bapak Soleman Misa dan Bapak Markus Tanaim. Menurut mereka, kain tenun dari TTS, yang paling disukai yaitu buna krawang. Saya mengambil langsung foto mereka dengan selimut buna krawang. Penenun-penenun dari kab